Arsip untuk Desember 2012

DISKUSI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Desember 24, 2012

DISKUSI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Sekolah pada tingkatan dasar dan menengah merupakan pondasi bagi pembentukan karakter dankeberhasilan generasi muda di masa yang akan datang. Berbagai strategi dan fasilitas untuk meraihkeberhasilan dalam proses pendidikan dan pendidikan menjadi penting bagi sekolah. Perpustakaan,adalah salah satu elemen penting sebagai bagian dari strategi dan fasilitas yang terkadang luput dari perhatian para pengambil kebijakan di sekolah. Masalah prioritas kebijakan dan pengambil kebijakan, sumber daya manusia, tempat/ruang, sumber daya koleksi, dan manajemen adalah hal-hal klasik yang perlu segera mendapat perhatian dariberbagai pihak. Tak kurang organisasi dunia maupun pemerintahpun mengeluarkan kebijakan danlandasan hukum yang diharapkan mampu mengurai masalah-masalah tersebut. Manifesto tentang perpustakaan sekolah oleh UNESCO/IFLA, UU Perpustakaan, Permendiknas tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah, dan Standar Nasional Indonesia tentang Perpustakaansekolah adalah produk-produk yang diharapkan menjadi pedoman dan panduan bagi adanya perpustakaan dan pengelolaan perpustakaan sekolah yang lebih baik. Sehingga ke depan, perpustakaan sekolah dapat benar-benar menjadi elemen penting bagi keberhasilan proses pendidikandan pembelajaran di sekolah atau pendidikan tingkat dasar dan menengah.Tulisan ini mencoba memotret, mengurai dan menjelaskan bagaimana seharusnya perpustakaansekolah dikelola agar fungsinya yang mendukung keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran disekolah dapat tercapai.Kata kunci: Perpustakaan Sekolah, Standar Perpustakaan Sekolah, Standar Tenaga PerpustakaanSekolah, Pendidikan Dasar dan Menengah.

Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Pelajar

Desember 18, 2012

Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Pelajar

Sebelum menuju ke inti pembicaraan, saya terlebih dahulu akan memperkenalkan apakah arti dari kata membaca itu sendiri. Apa itu membaca? Apakah fungsi membaca? Apakah tujuan membaca? Sejak kapan kita harus membaca? Buku apa yang harus dibaca? Dimana kita harus membaca? Dan mengapa harus membaca? Pertanyaan-pertanyaan tersebut kadangkala ditanyakan oleh beberapa siswa ketika mereka diperintahkan membaca oleh guru mereka. Kali ini, saya akan mencoba menjawabnya.
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Semakin banyak membaca, semakin banyak pula informasi yang kita dapatkan, walaupun terkadang informasi itu kita dapatkan secara tidak langsung. Banyak orang bilang, buku itu merupakan jendela dunia. Mengapa demikian? Karena buku itu sendiri dapat membuka wawasan yang sangat luas. Tidak hanya informasi yang ada dalam negeri yang didapatkan, melainkan informasi tentang dunia, bahkan alam semesta. Di arti lain, buku merupakan jendela dunia, tanpa kita harus menginjakkan kaki di negera lain, kita sudah bisa mengetahui bagaimana negara itu sendiri dengan membaca. Contohnya, kita yang berada di Indonesia tidak perlu jauh-jauh pergi ke Paris untuk melihat bagaimana suasana kota tersebut, cukup dengan membaca kita sudah bisa terbawa suasana seakan kita sedang berada di Paris.
Membaca memiliki sangat banyak tujuan. Selain mendapatkan informasi, membaca juga dapat membuka wawasan yang sangat luas. Membaca juga merupakan kunci untuk membuka pintu gerbang kesuksesan. Tiada orang di dunia ini yang sukses tanpa membaca. Membaca juga merupakan sarana untuk menuntut ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan di dunia ini sangat banyak dan tak terbilang. Maka membaca perlu dibiasakan sejak dini. Semakin sering kita membaca akan semakin sulit bagi kita untuk tidak membaca. Membaca itu sendiri tidak harus membaca buku ilmiah seperti Fisika, Biologi, Sejarah, Ekonomi dan lain sebagainya. Buku cerita, cerpen, novel, artikel dan majalah pun boleh boleh saja. Buku-buku tersebut juga memiliki manfaat dan informasi seperti halnya buku-buku ilmiah. Namun, sebagian dari mereka memiliki informasi yang tidak tersampaikan secara langsung. Membaca juga dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Di zaman yang sudah canggih kali ini, membaca juga tidak perlu harus membeli buku. Bahkan membaca buku di internet sudah sangat memungkinkan. Beberapa dari buku sekolah juga sudah ada yang dibeli oleh pemerintah untuk dapat dipublikasikan secara gratis melalui media internet.
Namun amat sangat disayangkan, dewasa ini jarang kita temukan pelajar yang gemar membaca. Mengisi ruang waktu yang luang untuk membaca. Malah kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk main game, pergi ke warnet, jalan-jalan bersama teman keluar rumah. Tapi, masih ada juga sebagian dari mereka yang menanamkan sikap gemar membaca. Ada yang memiliki kegemaran membaca buku ilmiah, dan aja juga yang memiliki kegemaran membaca buku fiksi. Namun, itu tak menjadi masalah. Selagi mereka masih dapat memanfaatkan waktu luang dengan mengisi hal-hal yang bermanfaat, seperti membaca atau belajar.
Menuju ke inti pembicaraan. Sekarang bagimanakah cara untuk meningkatkan minat baca itu sendiri di kalangan pelajar yang semakin sedikit memiliki kegemaran membaca. Sebenarnya usaha ini penting untuk dilaksanakan oleh pemerintah, agar semakin banyak pelajar yang berbibit unggul dan berguna untuk bangsa dan negara di masa yang akan datang. Sebenarnya, sangat baca cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca para pelajar. Diantaranya, tersedianya perpustakaan yang dikelola dengan baik. Bicara terkait dengan budaya membaca, tidak lepas dengan adanya peran penting sebuah perpustakaan terlebih di lingkungan sekolah. Sebuah perpustakaan harus memberikan pelayanan dan manajemen yang baik dalam memberikan kebutuhan referensi siswa di sekolah. Jika perpustakaan adalah sebuah produk maka ia harus menjamin kualitasnya dengan baik. Pustakawan juga harus cerdas dalam menganalisa koleksi buku apa yang di inginkan dan disuka oleh pelajar jika perlu dilakukan penelitian atau request.
Yang kedua, promosi gerakan gemar membaca di lingkungan sekolah. Cara untuk melakukan promosi ini bisa bekerjasama dengan pihak kepala sekolah bersama jajaranya. Akan lebih baik lagi jika kepala sekolah, guru, dan staff sekolah menjadi orang pertama yang mengawali gerakan gemar membaca di sekolahnya. Bisa juga membuat baliho atau spanduk di sekitar sekolah yang berisi seruan rajin membaca misalnya “Kami Ingin Pintar makanya Kami Suka Membaca” , “Ingin jadi Juara dan Berprestasi ? Rajinlah Membaca” begitu dan sejenisnya. Cara lain bisa juga dengan cara kebijakan sekolah yang mewajibkan semua siswa pada seminggu sekali atau dua kali diwajibkan untuk membaca sebuah buku di perpustakaan yang kemudian memerintahkan mereka untuk merangkum buku yang dipinjam serta menjelaskan apa poin penting dari buku yang sudah mereka baca. Jangan terlalu sering menyalahkan para siswa malas membaca jika para guru di sekolah sendiri tidak pernah memberikan contoh bahwa para guru juga gemar membaca.
Yang ketiga, memberikan penghargaan untuk mereka yang rajin membaca. Caranya bisa dilakukan dengan kerjasama antara pihak perpustakaan dan kepala sekolah melalui kebijakan. Hadiah tersebut bisa diberikan kepada siswa yang paling sering meminjam buku di perpustakaan. Namun perlu dicatat bahwa pemberian hadiah ini juga harus dilihat bukan hanya pelajar yang hanya suka meminjam buku perpustakaan saja tapi harus dilihat prestasinya.Ini penting supaya pelajar tidak hanya mengejar supaya dapat hadiah kemudian mereka hanya sering pinjam buku tapi tidak pernah membacanya. Jadi ada semacam ketentuan berlaku disini bahwa yang mendapatkan hadiah adalah mereka yang rajin meminjam buku yang kemudian diikuti dengan peningkatan prestasi setelah rajin membaca.
Keempat, menyediakan buku murah. Atau dengan menyelenggarakan pameran buku. Seperti yang ada di Cairo beberapa bulan lalu. Selain menyediakan buku-buku baru, juga sebaiknya menyediakan buku-buku bekas yang berharga murah namun masih dalam kondisi yang bagus. Sehingga pengunjung terutama pelajar, punya keinginan untuk membeli buku yang murah dan membacanya.
Kelima, pengemasan buku yang menarik. Tidak hanya kemasan dari luar saja, kemasan dalam segi isi buku juga diperlukan. Kebanyakan para pelajar suka membaca buku fiksi seperti komik dan novel. Dan kebanyakan dari mereka juga tidak suka membaca buku ilmiah karena dianggap membosankan. Seperti buku sejarah. Mereka menganggap buku sejarah itu menyebalkan dan memusingkan, walaupun sebenarnya buku sejarah itu berisi tentang cerita dan kejadian-kejadian penting di masa lalu. Hal itu terjadi karena kata-kata yang ada di dalam buku sejarah kadangkala sulit dimengerti oleh siswa, selain itu nama-nama dan tanggal-tanggal yang ada di dalamnya juga membuat mereka jenuh. Lalu, bagimana jika sejarah itu dikemas dalam bentuk yang menarik dan berbeda. Seperti dijadikan suatu komik yang disertai dengan ilustrasi gambar. Atau dikemas dalam bentuk novel, yang hanya fokus terhadap jalan cerita dan tidak banyak mencantumkan tanggal-tanggalnya.
Dan yang terakhir, perpustakaan atau toko buku sebaiknya tidak hanya menyediakan buku-buku ilmiah saja. Melainkan menyediakan buku hobby dan buku fiksi yang banyak digemari para pelajar. Amat sangat menyenangkan bagi mereka jika membaca buku tentang kegemaran yang mereka miliki. Dan informasi dari buku tersebut lebih mudah mereka dapatkan.
Nah, hanya demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kesimpulan yang dapat saya tarik dari uraian yang saya sampaikan yaitu, sangat banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca. Yang paling utama adalah, motivasi dan niat dari dalam hati untuk membaca. Membaca dapat menambah meningkatkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan. Ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas dapat mengantarkan kita menuju pintu gerbang kesuksesan

Sumber : http://edukasi.kompasiana.com

Knowledge Corner

Desember 18, 2012

Knowledge Corner

Knowledge Corner, ini adalah salah satu kegiatan diskusi rutin siswa yang ada di perpustakaan, diskusi keilmuan yang erat dengan kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. diskusi ini membahas isu terkini yang sedang berkembang dimasyarakat misalkan masalah sosial, budaya, ekonomi, politik dll. Knowledge Corner ini sebagai media pembelajaran menelaah, memahami setiap peristiwa secara objektif, bertujuan untuk menabah wawasan cakrawala berfikir siswa dan menghidupkan khasanah keilmuan….

Mari kita hidupkan kembali khasanah keilmuan itu melalui PERPUSTAKAAN.

Bahan Diskusi (Knowledge Corner)

Desember 18, 2012

Bahan Diskusi (Knowledge Corner)

 

Ramalan Joyoboyo “wolak-walik ing jaman — Jongko Joyoboyo”

 

mbah subowo bin sukaris

 

Abad kesebelas masehi seorang raja sekaligus nujum dari Jawa bagian Timur merumuskan “Jongko Joyoboyo” atau “jaman Joyoboyo”  yang akan terjadi pada masa depan.Tanda-tanda datangnya Jangka/Jongko Joyoboyo tersebut sudah dekat ialah jika pada suatu masa, “terdapat kereta yang bisa berjalan tanpa kuda atau kendaraan bermesin”, “pulau Jawa berkalung besi atau rel kereta api”, “manusia berhasil menciptakan kapal yang terbang di udara atau pesawat”, “terdapat jembatan tanpa ada sungai di bawahnya atau jembatan layang”, “tidak ada tawar-menawar di pasar swalayan, sehingga sunyi-sepi sekali”. 

Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran.

Tanah Jawa kalungan wesi.

Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang.

Kali ilang kedhunge.

Pasar ilang kumandhang.

Iku tandha yen tekane jaman Jayabaya wis cedhak.

    
 Masa berlangsung Jongko Joyoboyo terjadi hampir berbarengan atau sebelum datangnya masa “Wolak-walik ing jaman” atau “jaman yang terbolak-balik”. Tanda-tanda manusia  bakal menemui wolak-walik ing jaman iala jika suatu masa, “bumi terasa makin sempit saja akibat penduduk terus bertambah”, “setiap jengkal tanah kena pajak”, “manusia jadi kuda penarik beban dan bahan bakarnya nasi pecel”, “kaum hawa mengenakan pakaian pria”.  

 

Bumi sangsaya suwe sangsaya mengkeret.

Sakilan bumi dipajeki.

Jaran doyan mangan sambel.

Wong wadon nganggo panganggo lanang.

Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-walike jaman.

     
Wolak-walik ing jaman dan jongko Joyoboyo berlaku secara matematis yakni selalu dimulai pada angka tahun khusus yang tidak bisa dibolak-balik atau jika diwolak-walik akan sama saja jumlah angka hasilnya periodisasi berulang tiap seratus  satu tahun yakni jatuhnya pada tahun kembar dua digit dan dimulai sejak abad kedua belas – seratus tahun sejak masa kehidupan sang nujum itu sendiri hidup di abad kesebelas. “wolak-walik ing jaman” berupa peristiwa besar yang terjadi pada abad keduabelas dalam “jongko Joyoboyo” di tahun kembar pertama jatuh pada 1212 yakni peristiwa besar tampilnya seorang rakyat jelata bernama Arok mulai memimpin pasukan untuk menyerang Akuwu Tumapel, Tunggul Ametung. dan juga kerajaan Kediri. Dalam sejarah peristiwa di abad keduabelas itu merupakan kudeta pertama di Nusantara. Arok kelak marak sebagai seorang raja bergelar Sri Rajasa dan sebagai pendiri dinasti Majapahit.

    Jongko Joyoboyo di tahun kembar kedua 1313 wolak-walik ing jaman yang besar ialah terjadinya peristiwa serangan pasukan Majapahit yang dipimpin Gajahmada terhadap para sahabat Raden Wijaya yang memberontak terhadap Majapahit tatkala Raden Wijaya wafat dan digantikan oleh Kala Gemet. Gajahmada kelak marak sebagai mahapatih Majapahit.

    Tahun kembar ketiga 1414 Majapahit dilanda perang paregreg, musuh-musuh Majapahit dibantu oleh Cheng Ho yang mendarat dari kapal-kapal mewah berangkat dari Tiongkok tiba pertama kali di Jawa di wilayah Semarang. Cheng Ho juga menyebarkan Islam, mengakibatkan semakin cepat Majapahit yang beragama Hindu-Buddha meluncur menuju masa keruntuhannya. Dan mulailah berdiri kerajaan Islam pertama di Jawa yakni Demak.

    Tahun kembar keempat 1515 terjadi kedatangan bangsa Portugis dan berhasil berkuasa di Malaka, mereka mulai bersiap-siap menyerang pulau Jawa. Kerajaan Demak yang dipimpin oleh Pangeran Sabrang Lor atau Patiunus.yang berusaha mengusir Portugis dari Malaka dengan mengirimkan armada kapal perang gabungan Demak-Majapahit-Banten-Aceh ke wilayah yang diduduki oleh Portugis di Selat Malaka yang sangat strategis jalur laut penting kapal yang menuju wilayah Nusantara. Armada gabungan tersebut gagal merebut Malaka dari tangan Portugis yang lebih unggul dari segi teknologi kapal dan persenjataan di kapal.

    Tahun kembar kelima 1616 baru beberapa tahun marak sebagai raja, Sultan Agung ing Ngalogo dari kerajaan Mataram  mulai menyusun pasukan dan kekuatan militer lainnya untuk mengusir Belanda dari wilayah Batavia. Serangan Mataran terhadap Batavia 1628-1629 tidak berhasil mengusir Belanda dari Batavia. Sultan Agung sudah mengerahkan semua kekuatan pasukan darat dan lautnya kira-kira duaratus ribu pasukan.

    Tahun kembar keenam 1717 terjadi peristiwa Untung Suropati yang terus bertahan terhadap serangan Belanda hingga akhirnya Untung Suropati tewas di benteng pertahanannya di daerah Bangil. Perjuangan pasukan Untung Suropati terus dilanjutkan dengan menggabungkan diri bersama pasukan dari Surabaya dan bersama-sama menahan pasukan penakluk Belanda yang datang dari wilayah Mataram Jawa Tengah. Belanda tetap unggul karena lebih unggul dalam hal persenjataan dan strategi perangnya.

    Tahun kembar ketujuh 1818, perang Jawa meletus, seorang pangeran Diponegoro memimpin perlawanan terhadap Belanda. Belanda memang sedang mengadakan serangan penaklukan di seantero penjuru Nusantara dalam rangka menyatukan wilayah Nusantara yang tunduk takluk pada pemerintah Hindia Belanda yang sedang berusaha untuk memenuhi kebutuhan berbagai macam produk yang sangat dibutuhkan di pasar Eropa.

    Tahun kembar kedelapan 1919 terjadilah revolusi Oktober di Rusia dan untuk pertama kalinya berdiri sebuah negeri sosialis yang berideologi marxist-leninis/ komunis. Di Hindia Belanda Baars, Snevliet adalah yang pertama memperkenalkan ajaran sosialisme atau marxisme dan mendirikan ISDV pada sekitar tahun kembar tersebut. Muara daripada ISDV adalah Partai Kamunis Indonesia yang hanya dalam dua tahun sejak berdiri mampu mengorganisir pemberontakan di Sumatera Timur yang banyak terdapat perkebunan luas milik swasta dan pemerintah Hindia Belanda.

    Jongko Joyoboyo yang paling dekat dari 2010 saat ini  adalah yang akan dimulai pada tahun kembar kesembilan 2020. Tekone wolak-walik ing jaman dan tekone jaman Joyoboyo atau jongko Joyoboyo sudah lengkap segala sesuatu yang menjadi pertandanya. Tanda-tanda yang disebutkan di awal tulisan ini sudah lunas dan lengkap terbukti semuanya. Maka yang seharusnya bakal terjadi ialah peristiwa besar paling dahsyat atau stadium tingkat lanjut pada masa kesembilan Jongko Joyoboyo di masa wolak-walik ing jaman kali ini. 

    Peristiwa besar di tahun kembar mendatang adalah berhentinya wolak-walik ing jaman, atau terhentinya jaman terbalik-balik menjadi jaman baru, perubahan itu dapat terjadi setelah terjadi sesuatu peristiwa Yang Maha Besar. 

    Ada pun skenario lainnya yakni terus bersinambungnya  Jongko Joyoboyo menuju masa kesepuluh, dan itu berarti terus berlanjutnya masa “wolak-walik ing jaman” untuk seratus tahun mendatang. Dan itu artinya  penderitaan manusia golongan tertentu di jaman terbalik-balik dan membingungkan akan berlanjut terus.

 

Sumber : hastamitra.net

Proyek Pengembangan Perpustakaan

Desember 17, 2012

PROPOSAL PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN

MADRASAH NEGERI SURABAYA

 

  1. Latar  Belakang

Perpustakaan madrasah adalah media sekolah yang memiliki fungsi sebagai wadah ilmu pengetahuan yang dapat digunakan oleh siswa untuk meningkatkan wawasan dalam bidang ilmu pengetahuan. Menurut UU No 43 Tahun 2007 Pasal 27 menjelaskan bahwa perpustakaan sekolah/madrasah diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang layanannya diperuntuhkan peserta didik, guru dan pemangku kepentingan dengan satuan pendidikan yang bersangkutan. Perpustakaan sekolah/madrasah akan memberikan peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan pendidikan di tingkat sekolah  karena perpustakaan menyediakan media ilmu yang tertuang dalam bentuk bahan koleksi buku, serta fasilitas penunjang lain yang dapat memberikan informasi yang berguna bagi kebutuhan pendidikan peserta didik serta menambah wawasan yang luas bagi mereka.

Perpustakaan madrasah sudah saatnya berbenah dan mengalami perkembangan yang signifikan sesuai dengan perkembangan teknologi informasi yang saat ini semakin memberikan dampak yang besar bagi institusi maupun masyarakat luas pada umumnya. Dalam perkembangannya perpustakaan sekolah harus mulai menggunakan teknologi informasi guna mendukung tersebarnya informasi kepada siswa maupun masyarakat sivitas akademisi yang ada di lingkungan sekolah. Dengan adanya teknologi informasi dan ditunjang dengan fasilitas-fasilitas yang bermanfaat serta memberikan kesan nyaman kepada pengguna diharapkan perpustakaan sekolah/madrasah menjadi destinasi utama bagi siswa, guru maupun staf sekolah untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas.

  1. Tema

Pengembangan Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri Surabaya Dalam Upaya Menciptakan Sarana Ilmu Pengetahuan Berbasis Teknologi Informasi

 

  1. Tujuan
  1. Meningkatkan budaya baca masyarakat civitas Madrasah Negeri Surabaya dan meningkatkan kepedulian siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai media belajar sepanjang hayat.
  2. Terciptanya perpustakaan Madrasah yang berbasis teknologi informasi perpustakaan.
  3. Terciptanya antusiasme siswa madrasah untuk menggunakan perpustakaan sebagai media meningkatkan budaya baca di lingkungan madrasah.
  1. Target
  1. Rincian Biaya Pengembangan Perpustakaan

Rincian Biaya dalam proposal ini adalah terlampir

  1. Waktu dan Proses Pelaksaan Pengembangan Perpustakaan

Pengembangan perpustakaan Madrasah Negeri Surabaya akan menyita waktu selama 2 bulan sejak disetujuinya kerjasama pengembangan perpustakaan.

Tahapan pengembangan perpustakaan adalah sebagai berikut :

  1. Tahap persiapan
  • Kesepakatan antara kedua belah pihak (Pihak Madrasah dan PIhak pelaksana Proyek)
  • Penunjukkan penanggung jawab proyek pengembangan perpustakaan serta penunjukkan kontak person dari pihak madrasah kepada salah satu pihak pelaksana proyek sehingga akan memudahkan proses komunikasi antara kedua belah pihak.
  1. Tahap pengembangan perpustakaan
  • Perancangan layout perpustakaan
  • Pengolahan koleksi perpustakaan
  • Pembuatan Sistem Informasi Perpustakaan (OPAC) menggunakan Aplikasi SLIMS
  • Perancangan manajemen perpustakaan
  1. Pelatihan manajemen perpustakaan serta mengoperasikan Aplikasi SLIMS Senayan
  2. Pendidikan Pemakai yang ditujukan untuk seluruh civitas Madrasah Negeri Surabaya
  1. Follow Up

Diharapkan dengan adanya perkembangan di dalam perpustakaan Madrasah Negeri Surabaya akan terbentuk kondisi  yang antara lain :

  • Seluruh civitas Madrasah Negeri Surabaya semakin antusias untuk memanfaatkan perpustakaan.
  • Dengan pengembangan perpustakaan tahap pertama ini diharapkan akan muncul keputusan dari pihak Madrasah untuk mengembangankan perpustakaan yang lebih baik lagi.
  1. Penutup

Demikian proposal penawaran pengembangan perpustakaan dari kami. Semoga Bapak/Ibu berkenan memberi kesempatan kepada kami untuk berkontribusi langsung dalam mengembangkan perpustakaan Madrasah Negeri Surabaya serta memberikan konsultasi berkenaan dengan manajemen perpustakaan sekolah beserta teknologi informasi pada bidang perpustakaan.

Surabaya ,   Desember 2012  

                                                                                               

 

                                                                                                    Bambang Prakoso, AM.d

 

Rincian Anggaran Pengembangan Perpustakaan

  1. A.    Tata Ruang / Layout Perpustakaan

NO

JENIS PEKERJAAN

HARGA

JUMLAH

KETERANGAN

1

Tata ruang/layout perpustakaan meliputi

  1. Penataan ruang untuk menyimpan bahan pustaka (buku)
  2. Penataan rak majalah, tabloid dan surat kabar
  3. Penataan bahan rekam/koleksi digital
  4. Penataan tempat kartu catalog manual, rak tas dll
  5. Penataan ruang baca, ruang diskusi, area wifi dan area internet
  6. Penataan untuk pelaksanaan kegiatan administrasi peminjaman dan pengembalian (sirkulasi)
  7. Penataan ruang preservasi dan pengolahan bahan pustaka (jika ada)
  8. Selving/penataan buku di rak
  9. Penataan ruang kerja pegawai serta ruang kantor untuk kepala perpustakaan (jika ada)
  10. Penataan tempat OPAC dan absensi pengunjung perpustakaan
  11. Penataan papan statistik, foto/gambar, dan slogan.

 

 

 

 

Paket

2.000.000

2.000.000

Khusus perpus sekolah

 

  1. B.     Spesifikasi Teknis Pengolahan

NO

JENIS PEKERJAAN

HARGA

JUMLAH

KETERANGAN

2

Klasifikasi manual meliputi

  1. Stempel Buku
  2. Stempel Instansi         
  3. Penetuan Subyek Menggunakan LCSH
  4. Penetuan Klasidikasi menggunakan DDC 22

 

1000.00

1000.00

3000.00

 

3000.00

 

1000.00

1000.00

1000.00

 

3000.00

 

Harga per buku

Harga per buku

Harga per buku

Harga per buku

 

Jumlah

6000.00

6000.00

Untuk perpus sekolah

 

  1. C.    Entry Data Akhir / Otomasi Bahan Pustaka

NO

JENIS PEKERJAAN

HARGA

JUMLAH

KETERANGAN

3

Entry data akhir meliputi

  1. Penulisan Register (barcode)
  2. Penulisan DDC
  3. Penulisan Pengarang
  4. Penulisan Judul
  5. Penulisan Penerbit, Kota Terbit, Tahun Terbit
  6. Penulisan Deskripsi Fisik
  7. Penulisan ISBN
  8. Penulisan Seri/Edisi
  9. Penulisan Bibliografi
  10. Penulisan Subyek
  11. Penulisan Jurusan/ Prodi
  12. Penulisan Tempat
  13. Penulisan Bahasa
  14. Penulisan Tanggal
  15. Penulisan Abstrak (jika diperlukan)
  16. Aploud Cover (jika diperlukan)

 

500.00

500.00

500.00

500.00

500.00

500.00

500.00

500.00

500.00

500.00

500.00

500.00

500.00

500.00

500.00

3000.00

 

3000.00

 

 

500.00

500.00

500.00

500.00

500.00

500.00

500.00

500.00

500.00

500.00

500.00

500.00

500.00

500.00

500.00

3000.00

 

3000.00

 

 

Harga perbuku

Harga perbuku

Harga perbuku

Harga perbuku

Harga perbuku

Harga perbuku

Harga perbuku

Harga perbuku

Harga perbuku

Harga perbuku

Harga perbuku

Harga perbuku

Harga perbuku

Harga perbuku

Harga perbuku

Fleksibel

Fleksibel

 

Jumlah

13.000.00

13.000.00

 

 

  1. D.    Penerapan Sistem Informasi

NO

JENIS PEKERJAAN

HARGA

JUMLAH

KETERANGAN

4

Peneraoan system informasi meliputi

  1. Instal E-DDC
  2. Instal program senayan
  3. Memberikan modul senayan
  4. Memberikan pelatihan penggunaan program   SLIM

 

 

 

Jumlah

2.500.000

2.500.000

Untuk perpus sekolah

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. E.     Media Promosi Perpustakaan

NO

JENIS PEKERJAAN

HARGA

JUMLAH

KETERANGAN

4

Media promosi perpustakaan meliputi

  1. Pembuatan leaflet/brosur
  2. Pembuatan spanduk
  3. Pembuatan banner in door
  4. Pembuatan slogan

NB harga sendiri

  1. Pembuatan Email
  2. Pembuatan Blog
  3. Pembuatan Website

 

100.000

100.000

100.000

50.000

 

 

100.000

100.000

100.000

50.000

 

 

1 buah

1 buah

1 buah

1 slogan

 

Jumlah

350.000

350.000

 

 

  1. F.     Perakitan Jaringan

NO

JENIS PEKERJAAN

HARGA

JUMLAH

KETERANGAN

5

Perakitan jaringan menggunakan tipologi star, meliputi

  1. Pemasangan Hub
  2. Pengaturan alur jaringan
  3. Pemasangan konektor RG 45
  4. Pemasangan router WIFI (jika diperlukam)

 

 

 

 

Melihat kondisi tempat, alur jaringan dan banyaknya integrasi/koneksi

Jumlah

1.000.000

1.000.000

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Peralatan yang dibutuhkan :

  1. Peralatan Otomasi
    1. Lima PC computer
      1. Satu PC untuk server (jika diperlukan)
      2. Satu PC untuk  sirkulasi
      3. Satu PC untuk pengolahan
      4. Satu PC untuk OPAC
      5. Satu PC untuk absen pengunjung
      6. Dua scanner barcode (mini-pos)
        1. Satu scanner untuk sirkulasi (peminjaman dan pengembalian)
        2.  Satu scanner untuk absen pengunjung
        3. Printer dotmartrik. Rekomendasi EPSON LX-300+II, khusus untuk sirkulasi
        4. Printer biasa CANON/EPSON dll.
        5. Kertas 2 play 100 sets, NRC WP.
        6. Peralata Manual Sejenis ATK
          1. Kertas A4/F4
          2. Solasi
          3. Bopoin/pensil
          4. Penggaris
          5. Penghapus
          6. Stipo
          7. Kertas stiker
          8. Gunting
          9. Peporator/plong buku

 

  1. Kater
  2. Stopmap
  3. Buku Induk

 

  1. Peralatan Jaringan, Jarirangan menggunakan tipologi star
    1. HUB
    2. Kabel lan UTP
    3. Crimping Tool / tang Krimping
    4. Conector RJ 45
    5. Kabel klaim/kabel tis
    6. Router WIFI (jika diperlukan)
    7. Tester lan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumplah Anggaran Pengembangan Keseluruhan

NO

BIDANG PEKERJAAN

HARGA

JUMLAH

KETERANGAN

1

Tata Ruang/Layout Perpustakaan

2.000.000

2.000.000

 

2

Teknis Pengolahan Manual

6000.00

6000.00

Perbuku

3

Entry Data/Otomasi

13000.00

13000.00

Perbuku

4

Penerapan Sistem Informasi (Instal Program)

2.500.000

2.500.000

 

5

Media Promosi Perpustakaan

350.000

350.000

 

6

Perakitan Jaringan

1.000.000

1.000.000

 

Jumlah

5.869.000

5.869.000

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PROPOSAL

PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN

 

 

           
     
         
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MADRASAH ALIYAH NEGERI SURABAYA

BENDUL MERISI SELATAN IX/20 SURABAYA

2012

Manajemen Perpustakaan Sekolah

Desember 12, 2012

Manajemen Perpustakaan Sekolah

A. Pengertian Manajemen

Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno, yaitu ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen menurut  Stoner (1986) adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen melaksanakan kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan tersebut, dilakukan melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya (Nickels, McHugh dan McHugh, 1997).

Namun, tidak semua pakar manajemen setuju dengan pendapat tersebut. Peter Drucker – salah seorang pakar manajemen – mengatakan bahwa dia tidak merasa nyaman dengan kata menejer karena mengandung makna atasan dan bawahan atau perintah. Lebih lanjut diakatakan bahwa menejer dan bawahan adalah rekan kerja. Dengan kata lain, menejer lebih sebagai pimpinan tim dan fasilitator daripada seseorang yang secara tradisional memberikan perintah dan melakukan pengawasan. Manajemen selalu menyangkut orang karena definisi manajemen sendiri adalah pencapaian tujuan melalui orang lain. Namun definisi klasik yang dikemukan oleh Mary Parker Follet di atas agaknya perlu diubah sedkit. Indrajit & Djokopranoto (2006) mengusulkan perobahan tersebut menjadi “management is how to get things done with other people.” Orang lain atau karyawan tidak lagi dianggap dan diperlakukan sebagai “alat” atau “bawahan,” tetapi sudah menjadi mitra kerja.

Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya. Pada umumnya ada empat (4) fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian (controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal.

B. Manajemen Perpustakaan Sekolah

Menurut Undang-undang No. 43 tahun 2007, perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis dari perpustakaan khusus. Ciri-ciri perpustakaan khusus, antara lain adalah diperuntukkan secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah, atau organisasi lain. Perpustakaan sekolah menurut Standar Nasional Indonesia adalah perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan. Definisi yang sama juga diungkapkan oleh Sulistyo-Basuki (1991) bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah , dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Perpustakaan sekolah merupakan sarana bagi para murid agar terampil belajar sepanjang hayat dan mampu mengembangkan daya pikir agar mereka dapat hidup sebagai warga negara yang bertanggung jawab (IFLA, 2006).

 

 

 

Misi dari perpustakaan sekolah adalah menyediakan informasi dan ide yang merupakan fondasi agar berfungsi secara baik di dalam masyarakat masa kini yang berbasis informasi dan pengetahuan. Menurut Standar Nasional Indonesia, misi perpustakaan sekolah yaitu:

a) menyediakan informasi dan ide yang merupakan fondasi agar berfungsi secara baik di   dalam masyarakat masa kini yang berbasis informasi dan pengetahuan;

  b)  merupakan sarana bagi murid agar terampil belajar sepanjang hayat dan mampu  mengembangkan daya pikir agar mereka dapat hidup sebagai warga negara yang bertanggung jawab.

Dalam kaitannya dengan perpustakaan sekolah, manajemen perpustakaan sekolah pada dasarnya adalah proses mengoptimalkan kontribusi manusia, material, anggaran untuk mencapai tujuan perpustakaan. Karena perpustakaan sekolah sebagai sub sistem dari sebuah organisasi, dalam hal ini yaitu sekolah, tentunya tujuan perpustakaan sekolah harus terlebih dahulu didefinisikan secara jelas. Perpustakaan sekolah menurut Standar Nasional Indonesia bertujuan menyediakan pusat sumber belajar sehingga dapat membantu pengembangan dan peningkatan minat baca, literasi informasi, bakat serta kemampuan peserta didik. Pendefinisian secara operasional dari manajemen dapat dilakukan dalam bentuk program yang akan dilaksanakan beserta sasaran yang konkret dan operasional. Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, maka kegiatan manajemen. perpustakaan sekolah dapat dilaksanakan atau. direalisasikan (Widiasa, 2007). Untuk mencapai tujuan tersebut maka penyelenggara perpustakaan sekolah perlu memahmi prinsip dan fungsi manajemen dengan baik, sehingga visi, misi, dan tujuan yang ditetpkan oleh sekolah dapat tercapai dengan baik. Berikut ini akan dijelaskan fungsi manajemen yang dapat diterapkan pada perpustakaan sekolah.

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu proses analitis yang berhubungan dengan penilaian terhadap masa depan untuk menentukan tujuan yang hendak dicapai, dan mengembangkan berbagai alternatif untuk mencapai tujuan yang dimaksud (Stueart & Moran, 1987). Perencanaan dimaksudkan untuk mengantisipasi perubahan lingkungan yang terjadi pada saat itu dan perubahan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Perpustakaan yang baik, perlu direncanakan dengan baik pula. Keberhasilan program kerja yang dibuat oleh perpustakaan, tergantung pada seberapa baik perpustakaan “menduga” perubahan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Untuk itu diperlukan strategi yang melibatkan berbagai pihak dalam membuat perencanaan atau dalam konsep manajemen dikenal dengan istilah perencanaan strategis. Perencanaan stategis adalah proses analisis, perumusan dan evaluasi beberapa strategi. Tujuan utamanya adalah agar suatu orgaisasi dapat melihat secara objektif berbagai kondisi internal dan eksternalnya, sehingga diperoleh suatu keputusan yang mendasar (Rangkuti, 1999). Dimana sebuah organisasi akan dibawa kemana di tahun-tahun mendatang dan bagaimana cara untuk sampai ke tujuan tersebut (McNamara, 1999). Perencanaan strategis terdiri dari beberapa bagian, yaitu pernyataan visi, misi, tujuan, dan sasaran. Untuk perpustakaan sekolah, visi, misi, tujuan, dan sasarannya harus sesuai dengan visi, misi, tujuan, dan sasaran lembaga induknya, yaitu sekolah. King (1982) menyatakan bahwa bila para pustakawan ingin memanfaatkan perencanaan strategis, yang pertama harus dipahami adalah lingkungan mereka bekerja dan dimana perpustakaan tersebut berada. Kekuatan terbesar dari perencanaan strategis adalah terletak pada proses dimana administrator perpustakaan dapat menganalisa lingkungannya dan menghubungkan hasilnya dengan tujuan, sasaran, dan rencana masa depan organisasi.

Perencanaan strategis menurut (Prytherch, 1998) melalui beberapa tahapan, yaitu:

  • Menetapkan pernyataan misi
  • Menetapkan tujuan-tujuan
  • Memeriksa lingkungan eksternal
  • Memeriksan lingkungan internal
  • Melakukan analisis SWOT
  • Mendiskusikan beberapa pilihan strategis
  • Memilih strategi (berdasarkan visi, misi, tujuan, dan faktor lingkungan internal dan eksternal)
  • Mengimplementasikan

SWOT merupakan singkatan dan Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threats (Ancaman). Kekuatan dan kelemahan merupakan bagian internal dari organisasi tersebut, sedangkan peluang dan ancaman adalah faktor eksternal dari organisasi tersebut. Analisis SWOT ditujukan untuk mengidentifikasi berbagai faktor untuk merumuskan strategi organisasi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.

a. Lingkungan Internal Perpustakaan

Menurut pendapat Parker (1983) dalam (Pertamasari, 2003) ada beberapa elemen dasar dari lingkungan internal yang dapat mempengaruhi perencanaan pengembangan perpustakaan, yaitu kondisi esensial perpustakaan, struktur organisasi, elemen infrastruktur, teknis operasioan, dan layanan pengguna. Elemen-elemen tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1)      Struktur organisasi

Bagan organisasi yang menjelaskan penempatan staf, pembagian bidang, pekerjaan, hubungan struktur administratif, serta struktur pelaporan tugas.

2)      Staf

Orang-orang yang bekerja di dalam organisasi. Jumlah dan tipe staf yang saat ini bekerja, cara merekrut, kualifikasi, kemampuan dan kualitas kerjanya, deskripsi pekerjaan, pendidikan, pelatihan, fasilitas, dan gaji.

3)      Koleksi dan akses

Bagaimana keadaan koleksi, jumlah seluruh koleksi, jumlah dalam jenis tertentu, cara mengakses koleksi

4)      Jenis layanan

Ragam jasa atau layanan yang disediakan perpustakaan

5)      Gedung

Fisik gedung, desain gedung, dan perlengkapannya

6)      Anggaran

Situasi keuangan, jumlah anggaran yang disediakan, sumber anggaran, macam penggunan anggaran, teknik penganggaran

7)      Pelayanan teknis

Pelayanan yang diberikan secara tidak langsung, seperti pengadaan, pengolahan, dan penyelesaian fisik koleksi, penyusuan koleksi di rak, dll.

                                   

b. Lingkungan Eksternal Perpustakaan

Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan perpustakaan, antara lain:

1)      Geografi dan Iklim

Letk geografis dan iklim suatu daerah dapat mempengaruhi pengembangan suatu perpustakaan

2)      Sejarah dan Politik

Perpustakaan merefleksikan keadaan sosial dan politik suatu masyarakat yang memilikinya. Isu politik perlu dicermati apakah memberi peluang untuk mengembangkan perpustakaan atau tidak.

3)      Sosial dan Budaya

Budaya masyarakat dalam berkomunikasi sangat mempengaruhi berkembangnya suatu perpustakaan

4)      Ekonomi

Perlu diketahui beberapa indikator ekonomi yang ada pada saat itu, seperti besaran rata-rata pendapatan nasional, daya beli masyarakat, dll.

5)      Transportasi dan Telekomunikasi

Fasilitas transportasi dan telekomunikasi apa saja yang tersedia di lokasi perpustakaan

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap keberlangsungan organisasi, tahap selanjutnya adalah menyusun matriks SWOT berbentuk tabel ISFA (Internal Strategic Factors Analysis) dan ESFA (External Strategic Factors Analysis) yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi, sehingga dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi tersebut. Matriks tersebut membentuk empat set kemungkinan alternatif strategi, yaitu:

1)      Strategi SO

Memnafaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluangh sebesar-besarnya

2)         Strategi ST

Menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

3)      Strategi WO

Memanfaatkan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan

6)      Strategi WT

Meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman

 

 

 

 

Berikut ini adalah matriks SWOT yang dapat menggambarkan kondisi perpustakaan dan strategi yang digunakan untuk meningkatkan kinerja perpustakaan.

ISFA

ESFA

Tentukan 5 – 10 faktor-faktor kekuatan internal

Tentukan 5 – 10 faktor-faktor kelemahan internal

Tentukan 5 – 10 faktor-faktor peluang eksternal

Strategi SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Tentukan 5 – 10 faktor-faktor ancaman eksternal

Strategi ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

 

2. Pengorganisasian

Fungsi pengorganisasin termasuk fungsi pengisian staf yang sesuai untuk setiap tugas atau kedudukan. Pengisian staf atau karyawan perlu membedakan beberapa jenis karyawan yang bekerja di perpustakaan, yang masing-masing mempunyai tugas khas dan karakteristik sendiri-sendiri. Beberapa ahli manajemen memandang bahwa unsur organisasi sangat penting. Dari unsur-unsur vang ada, maka tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik. Adapun unsur organisasi adalah sebagai berikut.

a.       Manusia artinya organisasi baru ada jika ada unsur manusia, jika ada manusia yang bekerja     sama, ada yang memimpin dan ada yang dipimpin

b.      Sasaran, artinya organisasi baru ada jika ada tujuan yang dicapai secara bersama-sama.

c.       Tempat kedudukan artinya organisasi baru ada jika, ada tempat dan kedudukannya secara tetap ataupun secara sementara.

d.      Pekerjaan, artinya organisasi baru ada jika ada pekerjaan yang akan dikerjakan serta, adanya pembagian kerja secara jelas, apa dikerjakan siapa atau siapa. mengerjakan apa.

e.      Teknik, artinya organisasi baru ada jika terdapat unsur-unsur teknis.

f.        Struktur, artinya organisasi baru ada, jika ada hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain sehingga tercipta organisasi.

g.       Lingkungan, artinya organisasi baru ada jika ada lingkungan yang saling mempengaruhi misalnya sistem kerjasama sosial.

Apabila suatu organisasi hanya terdiri atas dua orang dan tujuan yang akan dicapai juga hanya sederhana, maka belum diperlukan struktur organisasi. Jika kelompok orang yang bekerjasama jumlah besar, dan tujuan yang akan dicapai luas, maka struktur organisasi yang tersusun rapi mutlak perlu. Struktur organisasi ialah suatu kerangka yang menunjukkan semua tugas kerja untuk mencapai tujuan organisasi, hubungan antara fungsi-fungsi tersebut, serta wewenang dan tanggung jawab setiap anggota, organisasi yang melakukan tiap-tiap tugas kerja tersebut.

Struktur organisasi diperlukan untuk memberi wadah tujuan, misi, tugas pokok dan fungsi. Jika fungsi yang diselenggarakan berlangsung secara terus menerus, maka harus dilembagakan agar memungkinkan berlakunya fungsionalisasi yang menjadi landasan peningkatan efisiensi dan efektivitas organisasi. Fungsionalisasi menentukan orang-orang yang harus bekerjasama, serta pemrakarsa kerja sama tersebut. Secara fungsional seseorang bertanggung jawab atas suatu bidang dalam organisasi, dan memerlukan kerja sama dengan pemegang tanggung jawab bidang lain. Berikut ini diperlihatkan struktur organisasi sekolah.

Komite Sekolah

Perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar, kedudukannya sejajar dengan sumber belajar lainnya. Perpustakaan sekolah adalah unit kerja yang melakukan kegiatan/fungsi pengadaan, pengolahan, penyimpanan, dan pendayagunaan materi perpustakaan untuk mendukung pembelajaran. Kegiatan dan fungsi tersebut dalam bidang perpustakaan dikelompokkan  menjadi dua, yaitu layanan teknis yaitu kegiatan pengadaan dan pengolahan materi perpustakaan; dan layanan pembaca yaitu kegiatan yang memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, perpustakaan sekolah dipimpin oleh kepala perpustakaan sekolah yang ditunjuk/ditetapkan berdasarkan surat tugas/surat keputusan kepala sekolah. Namun pengangkatan kepala perpustakaan harus mengikuti Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008 yang menyatakan: “Setiap sekolah/madrasah untuk semua jenis dan jenjang yang mempunyai jumlah tenaga perpustakaan sekolah/madrasah lebih dari satu orang, mempunyai lebih dari enam rombongan belajar (rombel), serta memiliki koleksi minimal 1000 (seribu) judul materi perpustakaan dapat mengangkat kepala perpustakaan sekolah/madrasah.” Kepala perpustakaan bertanggung jawab kepada kepala sekolah. Kualifikasi kepala perpustakaan menurut SNI Perpustakaan Sekolah adalah tenaga perpustakaan sekolah atau tenaga kependidikan dengan pendidikan minimal diploma dua di bidang ilmu perpustakaan dan informasi atau diploma dua bidang lain yang sudah memperoleh sertifikat pendidikan di bidang ilmu perpustakan dan informasi dari lembaga pendidikan yang terakreditasi. Tetapi, kualifikasi yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008 lebih tinggi dari SNI tersebut, terutama yang berasal dari jalur pendidik, dimana kepala perpustakaan sekolah/madrasah harus memenuhi syarat:

a.       Berkualifikasi serendah-rendahnya diploma empat (D4) atau sarjana (S1);

b.      Memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah;

c.       Masa kerja minimal 3 (tiga) tahun.

Tidak hanya kualifikasi pendidikan yang disyaratkan dalam peraturan trersebut, kompetensi yang harus dipenuhi oleh seorang kepala perpustakaan sekolah adalah Kompetensi Manajerial, Kompetensi Pengelolaan Informasi, Kompetensi Kependidikan, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Pengembangan Profesi. Untuk tenaga pelaksana pada perpustakaan sekolah, setiap perpustakaan sekolah/madrasah memiliki sekurang-kurangnya satu tenaga perpustakaan sekolah/madrasah yang berkualifikasi SMA atau yang sederajat dan bersertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah. SNI perpustakaan sekolah juga menetapkan kualifikasi yang sama, dimana tenaga perpustakaan sekolah dengan pendidikan minimal pendidikan menengah serta memperoleh pelatihan kepustakawan dari lembaga pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi. Tenaga perpustakaan sekolah termasuk tenaga teknis. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka struktur organisasi perpustakaan sekolah, seperti yang ditetapkan dalam SNI Perpustakaan Sekolah adalah sbb:

Dari gambaran tersebut, jelaslah bahwa struktur organisasi perpustakaan sekolah berdasarkan fungsi, dimana setiap sub bagian merupakan fungsi dari masing-masing tugas di perpustakaan sekolah.

3. Penggerakkan

Dari seluruh rangkaian proses manajemen, penggerakkan merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi penggerakkan justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa penggerakkan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Tugas penggerakan adalah tugas mengerakkan seluruh manusia yang bekerja dalam perpustakaan sekolah agar masing-masing bekerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang telah ditetapkan dengan semangat dan kemampuan maksimal. Dengan kata lain, pergerakkan merupakan proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.

Dari pengertian di atas, penggerakkan tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam penggerakan ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis. Kegiatan dalam fungsi pergerakkan antara lain:

  • Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
  • Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
  • Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan

4. Pengawasan

Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai : “… the process by which manager determine wether actual operation are consistent with plans”. Pengawasan adalah pengamatan dan pengukuran untuk menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan menurut perencanaan yang sudah ditetapkan. Proses ini dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia kepustakawanan yang dihadapi. Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa : “Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.” Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya. Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu :

(a) penetapan standar pelaksanaan;

(b) penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;

(c) pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;

(d) pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan; dan

(e) pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.

Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen. Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi manajemen. Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat vital. Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara semestinya.

Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien,  pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan.

 

 

Bibliografi

Badan Standardisasi Nasional. (2008). Standar Nasional Indonesia: Perpustakaan Sekolah. Jakarta: BSN.

IFLA. (2006). Pedoman perpustakaan sekolah. Roma: Unesco.

Indrajit, R. E., & Djokopranoto, R. (2006). Manajemen perguruan tinggi modern. Yogyakarta: Andi.

Kementerian Pendidikan Nasional. (2008). Peraturan Meteri Pendidikan Nasional No. 25 Tahun 2008.

King, W. R. (1982). Strategic planning for public service institution: what can be learned from business? New York: Haworth press.

McNamara, D. (1999). Basic description of strategic planning. Minessota: The MAPN.

Pertamasari, R. B. (2003). Aplikasi analisis SWOT terhadap pengembangan perpustakaan khusus: studi kasus pada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. Depok: Program Pascasarjana FIPB UI.

Prytherch, R. (Penyunt.). (1998). Gower handbook of library and information management. Vermont: Gower.

Rangkuti, F. (1999). Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis: reorientasi konsep perencanaan strategis untuk menghadapi abad 21. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Republik Indonesia. (t.thn.). Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007.

Stueart, R. D., & Moran, B. B. (1987). Library management. (Third, Penyunt.) Litleton: Libraries Unlimited.

Widiasa, I. K. (2007). Manajemen perpustakaan sekolah. Jurnal Perpustakaan Sekolah , 1 (1), 1-14

 

STANDART REGULASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Desember 11, 2012

REGULASI

 

Etika di Perpustakaan SMKN 10 Surabaya

Perpustakaan adalah tempat berbagai kelompok masyarakat bertemu, berdiskusi, dan belajar bersama. Perpustakaan merupakan representasi dari keberagaman, pluralisme, dan multikultural. Karena itu penting sekali menjaga ketertiban bersama, menghargai pengguna lain, dan menghormati perbedaan yang ada. Prinsip utama etika di perpustakaan adalah saling menjaga, saling menghormati, dan saling menghargai atas dasar kepentingan bersama. Disamping itu koleksi perpustakaan sangat rentan terhadap kerusakan-kerusakan yang diakibatkan olah perilaku pengguna yang tidak tepat.
Di Perpustakaan SMKN 10 Surabaya pengguna diharapkan:

1) Berpakaian sopan, rapih, dan bersih.
2) Berlaku sopan, tertib, dan tidak menimbulkan keributan.
3) Tidak mencoret, merobek, merusak, dan mencuri koleksi dan fasilitas yang ada.
4) Menggunakan semua fasilitas yang ada dengan benar dan tepat.
5) Tidak mengubah lay out ruang atau tampilan screensaver semua komputer yang ada di Perpustakaan SMKN 10 Surabaya
6) Tidak melakukan tindakan yang dapat merusak system perpustakaan (memasukkan virus, meng-hack, dst.)
7) Tidak melakukan kegiatan yang sifatnya mengganggu ketertiban, atau kegiatan berbau politik
atau menyinggung SARA.
8) Tidak makan dan minum di ruang koleksi atau di ruang baca. Aroma dan bekas makanan dan minuman sangat mudah mengundang binatang yang merusak koleksi.
9) Mematuhi ketentuan tentang jumlah pinjaman, masa pinjam, dan sanksi yang berkaitan dengan keterlambatan pengembalian buku, pengrusakan koleksi dan fasilitas, serta penghilangan koleksi

 

 

                                        KEPALA PERPUSTAKAAN

 

 

                                                                              BAMBANG PRAKOSO

Uji Publik Standart Nasional Perpustakaan

Desember 11, 2012

Uji Publik Standart Nasional Perpustakaan

Kalau berbicara Uji Publik SNP pasti berkaitan dengan UU Perpustakaan No 43 tahun 2007, semoga saja Uji Publik SNP tidak berhenti pada sosialisasi saja tetapi harus ada langkah kongkrit atau implementasi sehingga pustakawan bisa benar-benar dihargai baik secara profesi, kesejahteraan dan lain-lain. saya pesimis dengan Uji Publik SNP ini mengingat UU perpustakaan seharusnya disahkan PP’nya 2 tahun setelah UU itu dibuat, yang artinya tahun 2009 lalu sudah disahkan dan sekarang sudah 2012 belum disahkan juga,,,, UU Perpustakaan No 43 tahun 2007 sudah didzoilimi tiga tahun. Semoga saja Uji Pulik bukan pelipur saja……
pendapat anda :……..

Perpustakaan Sekolah

Desember 10, 2012

Perpustakaan Sekolah

Selayang Pandang
Sebagai salah satu unit terpenting dari pendidikan tingkat sekolah, perpustakaan SMKN 10 Surabaya memiliki tanggung jawab untuk turut serta meningkatkan kualitas pendidikan.
Perpustakaan merupakan sumber belajar yang amat penting sekalipun bukan satu-satunya. Sebagai sumber belajar, perpustakaan SMKN 10 Surabaya betugas sebagai sumber belajar, mengolah, mengorganisasi, menyimpan dan membuka akses bagi manfaat sumber-sumber informasi yang tersedia.
Sesuai dengan misi perpustakaan SMKN 10 Surabaya memiliki fungsi antara lain :
1. Sebagai pusat penyedia informasi sesuai dengan ruang lingkup pendidikan.
2. Sebagai pusat rujukan sivitas SMKN 10 Surabaya.
3. Pusat ilmu pengetahuan dan pedidikan.
4. Sebagai tempat rekreasi, dengan menyediakan bahan bacaan buku pelajaran sesuai dengan bidang masing-masing, Novel, koran, majalah, karya fiksi maupun non fiksi.
5. Sebagai sumber inspirasi.
6. Sebagai pelestarian berbagai karya ilmiah.

Dalam pencapaian peran dan fungsi tersebut, perpustakaan di tuntut untuk selalu menyesuaikan perkembangan teknologi informasi. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dewasa ini, menuntut perpustakaan SMKN 10 Surabaya selalu mengikuti perkembangan dengan menerapkan perkembangan manajemen dan sistem layanan berbasis komputer. Karna itulah SMKN 10 Surabaya terus berusaha untuk meningkatkan kualitasnya, baik secara fisik maupun Sumber Daya Manusianya.
Berdasarkan buku induk perpustakaan awalnya adalah perpustakaan SMEA Negeri 3 Surabaya yang sekarang menjadi Perpustakaan SMKN 10 Surabaya perpustakaan ini masih menggunakan sistem katalogisasi manual dan sangat minin dalam fasilitas dan tenaga pengelolanya, Perpustakaan SMKN 10 Surabaya sadar betul akan perannya yang penting sebagai sumber informasi dan sumber inspirasi dalam menunjang keberhailan pendidikan di SMKN 10 Surabaya ini, untuk itu perpustakaan terus berusaha berbenah diri dan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi.
Kemudian pada tahun 2011 perpustakaan SMKN 10 Surabaya memulai otomasi dalam pengolahan data dan manajemen perpustakaan. Pada saat ini perpustakaan sudah memiliki lima belas PC komputer. Satu PC Komputer untuk kepentingan administrasi, dua PC komputer untuk kegiatan sirkulasi peminjaman dan pengembanlian bahan pustaka. Dua PC untuk OPAC (Online Pulic Acces Catalog) dan sepuluh komputer untuk layanan internet, Juga ada layanan free wifi,
Perkembangan yang di alami perpustakaan SMKN 10 Surabaya menambah keinginan untuk menjadi perpustakaan percontohan tingkat SMKN sesurabaya, memberi layanan terbaik dan total bagi pengguna. Oleh karna itu staff perpustakaan selalu berupaya melakukan pembenahan-pembenahan dalam manajemen dan sumberdaya perpustakaan, diantaranya bekerjasama dengan perpustakaan pusat Universitas Airlangga (integrasi Sistem) di bagian Otomasi berbasis web dengan menggunakan sofwere LARIS. Dengan adanya sistem ini bisa mempermudah proses temu kembali bahan pustaka yang ada di SMKN 10 Surabaya yang jumlah koleksinya kurang lebih 7000 buku (Bahan Pustaka) mulai tahun 2011 perpustakaan SMKN 10 surabaya sudah mulai mengoprasikan otomasi dengan menggunakan softwere LARIS, dan program ini selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan manajemen perpustakaan. Dengan adanya program tersebut, manajemen sistem informasi dapat di jalankan dengan dengan baik dan jasa layanan pengguna dapat di berikan secara efektif dan efisien.

Workshop TBM

Desember 10, 2012

Workshop TBM

Kegiatan sosial…
Pelaksanaan Workshop di Taman Bacaan Masyarakat.